Jika dulu saya pernah bilang bahwa musik – musik Slipknot itu hanyalah deretan suara perkusi gak karuan, bising, sarkastik, sampul album – albumnya aja sengaja dibikin kayak dinding kebencian yang tebelnya minta ampun, lalu liriknya, itu cuma barisan amarah yang tanpa batas dan etc-etc.
Mungkin itu karena saya tidak pernah ingin mengerti isi kepala-nya si Corey Taylor, apa yang ingin dia katakan, re-definisi dari kejujuran yang pengen dia sampaikan, dan lain lain – dan lain lain, yang ternyata sebenernya itu deket dengan sekeliling kita, tapi sayangnya sebagian orang terlalu malas untuk mengakuinya (including me, red, lol).
Tapi dengan ‘Wait and Bleed’, sedikit melonggarkan rasa skeptis itu, setidaknya, hey, ini bukan melulu tentang energi negatif, tapi bagaimana cara mengeluarkan energi negatif tersebut, atau setidaknya, saya merasa emang kesana arahnya.
I’ve felt the hate rise up in me, Kneel down and clear the stone of leaves, I wander out where you can’t see, Inside my shell I wait and bleed. – Slipknot, Wait and Bleed.
Corey dengan Slipknot – nya, cuma pengen bilang, keluarkan saja apa yang ingin kamu keluarkan, nggak apa – apa ko, benci itu wajar, marah juga masih ok, daripada selalu menyalahkan diri sendiri? Melawanlah dengan seluruh kemampuan dan ketidakmampuanmu?
.
Ah iya, “I have sinned by just makin my mind up and takin your breath away, You haven’t learned a thing. I haven’t changed a thing. The flesh was in my bones. The pain runs always free.”
Mmmmhhh, sepertinya lagu ini bakal diingat dalam waktu yang cukup lama, dan entah kapan itu, dalam waktu dekat kek nyah, si ‘Wait and Bleed’ ini nih, bau – baunya akan ikut duduk bareng dalam satu playlist dengan si ‘Cerita Cinta’-nya Kahitna, hahai.
Hahahahahahahaha…
iyo kita pernah bahas, tapi belum nemu ujungnya…kayaknya emang belum jujur kali yak…heuheuheuheuheu
Ha…itu mah kejujuran yang tidak penting pas injury time mah de… :p
yang pastinya.. harus jujur mah.. even on injury time :p
including me, red, lol >> TRUEEE!!! ini pernah kita bahas kan kan kan kan kan kan… tapi memang sih. rasanya kaya berjudi sama diri sendiri ya untuk masalah kejujuran ini 😉
Entahlah..