Tentang wkwk (vvkvvk.org) ini. Mulai nge-blog Tahun 2008 di blogger. Dengan kondisi masih muda dan berantakan hahaha.

(Blog lama masih bisa dikunjungi di alamat ini: https://www.anonymus.my.id/)

Sempat beberapa kali update, tapi ternyata rasanya tidak seperti dulu.

Beneran kata rangorang pinter disana, media sosial sudah merubah segalanya ya?.

Alasan kenapa memaksakan buat menghidupkan lagi si wkwk ini pun ga muluk – muluk. Tambah tahun, tambah umur pulak, dan tambah banyak pula yang kerasa.

Terutama di bagian kepala. Sekarang ini makin kerasa banyak lupa. Lupa simpan kunci motor di mana, lupa tadi simpan dompet di mana. Lupa lagi, lupa saja, lupa terus.

Pada dasarnya, saya jenis orang yang selow, kurang detail, dan tidak terlalu memusingkan kemenangan dan kekalahan atas orang lain (baik buruknya sifat ini, sudah bawaan sejak lahir).

Tapi masalah “lupa”, itu beda cerita.

Karena katanya menulis bisa menstimulasi asupan ke otak. Memicu getaran – getaran listrik di kepala, bisi bikin kepala-nya lebih berisi, dan sebagainya.

Karena menulis dan membaca katanya juga, kayak semacam senter dalam gelap. Cahayanya berkilatan dalam sumpek dan pengap.

Ya jadi, kenapa enggak dicoba saja ya?. Dalam hati.

Tentang isi blog. Tidak akan jauh – jauh. Yang sekarang sudah dan lagi di jalani saja. Selain jadi bapak – bapak rumahan dan juga urusan pekerjaan, kebetulan dari dulu ga pernah lepas dari investasi dan ekonomi.

Oh btw tentang ekonomi. Meminjam dari Catatan Pinggir-nya Goenawan Mohamad;

Ilmu Yang Murung ¹

“Duh berat. Gila ya. Amatiran mau ganti ‘pattern’ aja harus mengutip apa kata orang hebat.”

Tetapi intinya, kenapa harus menulis ini terlebih dulu. Biar nanti ada kerangka yang jelas buat postingan selanjutnya.

(Whoalahhh. Kerangkaaaa. Kapan ya terakhir kali bilang “kerangka”?)

Sayang juga kalo misalnya ini domain terputus, dan dibiarkan merana sendirian tanpa diisi apapun padahal sudah bayar iuran.

Konon, dalam krisis kita butuh drama. Nah ini pun berlaku dalam hal rapi – merapikan arsip blog. Banyak banget “drama”-nya.

Merapikan blog ini, itu rasanya kayak pelari amatiran yang langsung disuruh balapan, atau marathon, atau harus langsung pace tiga. Postingan (kalo tidak mau disebut prasasti) dari jaman dulu, ternyata dengan berat hati banyak yang harus di-revert to draft. Entah itu karena link-linknya yang rusak, atau yang sudah tidak “ditemukan”, atau karena postingan yang memang seharusnya tetap jadi kenangan, tidak usah dipublikasikan.

Doh, Hahaha.

Untuk kenkawan yang mau lihat bisa pergi ke laman arsip. Selain kenangan – kenangan yang memang harus tetap tersimpan. Hasil import terakhir ( 5 tahun yang lalu) ternyata kurang bagus. Banyak sekali postingan yang tidak bisa di-recover, kalopun bisa, feature images dan in-content images-nya entah kemana. Itu semua karena keterbatasan pengetahuan coding cross antara wp dengan blogger pada saat proses import dulu. Singkatnya, error karena bodoh. Huhuhhu.

Kemarin lalu, sempat tanya sana – sini. Apa itu semua bisa di re-import ulang? Jawabannya sih bisa. Tapi pertanyaan selanjutnya adalah; Buat apa? Nah ini saya belum menemukan jawaban enaknya, maksudnya, jawaban yang bisa bikin ngetrigger buat maksain semua postingan itu balik lagi.

Balik lagi ke Catatan Pinggir-nya Goenawan Mohamad, blog ini mungkin akan lebih banyak diisi oleh tulisan – tulisan tentang (makro) ekonomi, investasi dan manajemen keuangan. Bukan sebagai profesional, tetapi lebih ke sebagi pelaku di dalamnya. Jadi akan banyak tulisan – tulisan di blog ini yang hanya berdasarkan atas pengalaman pribadi saja.

Malu juga secara udah bapak – bapak tapi isinya curhatan semua.

m(_ _)m

Karena sedikit banyak akan menyinggung dunia investasi. Juga karena kebijakan google tentang YMYL (Your Money or Your Life) contents, Jadi sebaiknya kenkawan membaca disclaim yang ada di sini juga.

Ok deh segini aja dulu kenkawan. Stay safe, hope y’all enjoy my tiny space. And let the curtain open and the good-times roll.

Kudos.✌

Btw, kenapa wkwk ya? m(_ _)m .

1. Catatan Pinggir Goenawan Mohamad Jilid 2, Ilmu Yang Murung. Tempo, 31 Oktober 1981 ↩︎