Kopi

Pagi – pagi Bandung mendung, kamar berantakan, seberantakan kepalanya sekarang ini. To many corner in my mind. What Im going to do, but I can’t do anything. Susis 🙁

Anyway pernah baca cerita;

Ada seorang dosen sepuh yang kedatangan para mantan mahasiswanya, semuanya pada stres berat. Trus, dosen itu bikin satu teko penuh kopi, di bawa ke depan mereka dengan berbagai macam cangkir yang istrinya punya, cangkir porselen, platik, kaca, dari yang termahal sampe yang termurah.

Singkat cerita, mereka semuanya minum kopi itu, dan yang tersisa di meja cuma cangkir-cangkir plastik dan kaca murahan.

Lalu dosen itu senyum-senyum dan bilang ke semuanya

“See!…Kenape kalian pada stres? Karena semuanya pada  liat cangkir yang mo dipake. Kalian pada milih cangkir yang bagus, cangkir yang mahal, cangkir yang antik, daripada kopinya yang mau diminum. Kalian ini mau minum cangkir apa kopi sebenernya?

Mahasiswa:  (semuanya)  “hoh?” Melongo

“Gini, kopi itu hidup and cangkir itu adalah wadah hidup. Mobil kamu (nunjuk idung si mahasiswa yang di tengah) yang diluar ntu, adalah wadah hidup, kamu gak pake mobil ajah pasti bisa kesini.”

“Semua baju, rumah, hape, yang kalian pada punya (nunjuk idung semuanya, satu-satu) itu adalah wadah hidup. Tapi di kepala kalian semua, kalian harus punya wadah hidup yang istimewa dari pada idup kalian sendiri.”

“Itulah kenapa kalian stres, kalian pengen ini trus kalian gak dapet, kalian stress, kalian pengen itu trus gak dapet juga, kalian sakit. Kalian pada gag mau nikamatin idup klaian sendiri coz sibuk mikiran wadahnya daripada idupnya”

*

Well kayaknya emang harus kayak gitu.  Mo espresso blend, mo luwak blend, mo “sachet-sachet-an” coffe blend, itu semuanya tasty selama kita gag ada urusan sama cangkirnya.

Jadi pengen nyobain esprreso lagi T.T

Leave a Comment